Rabu, 28 September 2011

Penelitian Sinekologi Judul : Struktur, Komposisi Dan Status Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Taman Nasional Alas Purwo



Jurnal ini termasuk sinekologi karena didalamnya terdapat kumpulan organisme yang berinteraksi dalam satu tempat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwasannya secara umum kawasan TN Alas Purwo mempunyai topografi datar, bergelombang ringan sampai berat dengan puncak tertinggi berada di gunung Lingga manis (322 m dpi). Sementara keadaan tanahnya hampir keseluruhan merupakan jenis tanah liat berpasir. Kawasan yang memiliki curah hujan 1000-1500 mm per tahun dengan temperatur udara 22° -31° C dan kelembaban udara 40- 85 % ini sebagian besar didominasi formasi hutan bambu (40%). Sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong) adalah flora khas di kawasan ini. Beberapa jenis tumbuhan liar berpotensi obat banyak ditemukan hampir merata di seluruh kawasan. Akar kuning (Arcangelisiaflava), cabe jawa (Piper retrofractum) dan pule (Abtonia scholaris) merupakan jenis tumbuhan obatlangka dominan yang terdapat di kawasan ini.

Taman Nasional Alas Purwo termasuk salah satu kawasan yang menyimpan jenis-jenis tumbuhan obat langka dan tumbuhan berpotensi obat penting lainnya .Alstonia scholaris merupakan jenis tumbuhan obat yang paling banyak ditemukan di samping tumbuhan merambat Piper retrofractum. Sementara Arcangelisia flava meskipun ditemukan cukup banyak namun penyebarannya tidak merata di kawasan sehingga cukup riskan terhadap adanya perubahan habitat. Parkia roxburghii hanya ditemukan kurang dari lima individu dewasa dan tidak ditemukan tingkat semainya sehingga perlu antisipasi guna kelanjutan generasinya di masa yang akan datang. Dari strukturnya, jenis-jenis tumbuhan obat langka ini tidak meyakinkan untuk dapat bertahan lama di alam. Sementara komposisi jenis tumbuhan obat langka baru diwakili oleh jenis-jenis pohon berkayu dan liana yang penyebarannya terbatas.
 

Penelitian Autekologi Judul : Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Diameter Shorea Parvifolia Dyer. (Effect of Plant Spacing on the Diameter Growth of Shorea parvifolia Dyer.)


Jurnal ini termasuk Autekologi karena adanya suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Organisme yang di maksud adalah Shorea parvifolia Dyer. Dalam jurnal ini dijelaskan tentang Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Diameter Shorea Parvifolia Dyer.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan dapat dinyatakan bahwa pengaturan jarak tanam berpengaruh terhadap besarnya intensitas cahaya dan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman. Semakin lebar jarak tanam, semakin besar intensitas cahaya dan semakin banyak ketersediaan unsur hara bagi individu tanaman, karena jumlah pohonnya lebih sedikit. Sebaliknya semakin rapat jarak tanam semakin banyak jumlah pohonnya dan persaingan semakin ketat. Namun, tidak berpengaruh secara statistik terhadap diameter S. parvifolia umur lima tahun, tetapi diameter yang dicapai ada kecenderungan semakin lebar jarak tanam diameternya cenderug lebih besar dibanding dengan jarak tanam yang rapat. Hal ini menunjukkan adanya kesinambunagn antara lingkungan dengan pertumbuhan diameter Shorea Parvifolia Dyer. Riap diameter Shorea parvifolia Dyer. berkisar antara 1,28 cm/th -1,71 cm/th. Jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap riap diameter S. parvifolia pada umur satu, dua, dan tiga tahun, tetapi berbeda sangat nyata pada umur empat dan lima tahun. Perlakuan jarak tanam 1 m x 1 m (A); 1,5 m x 1,5 m (B); 2 m x 2 m (C); dan 3 m x 3 m (D), riap diameter yang dicapai berturut-turut 1,35 cm/th, 1,46 cm/th. 1,46 cm/th, dan 1,78 cm/th.  Semakin lebar jarak tanam, riap diameter cenderung meningkat dan akan lebih nyata setelah berumur empat tahun dan seterusnya, dan sebaliknya semakin rapat jarak tanam riapnya semakin menurun


usya_bio@yahoo.com 

Perbedaan Sinekologi dan Autekologi

Perbedaan Sinekologi dan Autekologi

(1) Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.    

(2) Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.


       
   
                                    1.Autekologi                                                           2. Sinekologi
Dari segi autekologi, maka di hutan bisa dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis pohon yang sifat kajiannya mendekati fisiologi tumbuhan, dapat juga dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis binatang liar atau margasatwa. Bahkan dalam autekologi dapat dipelajari pola perilaku suatu jenis binatang liar, sifat adaptasi suatu jenis binatang liar, sifat adaptasi suatu jenis pohon.          

Dari segi sinekologi, dapat dipelajari berbagai kelompok jenis tumbuhan sebagai suatu komunitas, misalnya mempelajari pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi dan struktur vegetasi, atau terhadap produksi hutan. Dalam ekosistem hutan itu bisa juga dipelajari pengaruh berbagai faktor ekologi terhadap kondisi populasi, baik populasi tumbuhan maupun populasi binatang liar yang ada di dalamnya. Akan tetapi pada prinsipnya dalam ekologi hutan, kajian dari kedua segi (autekologi dan sinekologi) itu sangat penting karena pengetahuan tentang hutan secara keseluruhan mencakup pengetahuan semua komponen pembentuk hutan, sehingga kajian ini diperlukan dalam pengelolaan sumber daya hutan.

Pages

Powered By Blogger

About

Recent comments

© Copyright 2011 Biologi Be Excellent Template design by sarju
Diberdayakan oleh Blogger.