Tampilkan postingan dengan label Ekologi Tumbuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekologi Tumbuhan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Januari 2012

Refleksi ke-5 dan -6

Kelompok  9 “ Ekosistem”

      Berdasarkan hasil diskusi  kelompok ini dapat diketagui bahwa “Ekosistem merupakan satu kesatuan komunitas dengan lingkungan abiotiknya. Sedangkan struktur dalam ekosistem diantaranya :
1.     Komponen biotic
2.    Komponen abiotik
3.      Produsen : penghasil
4.    Konsumen : pemakan
5.     Decomposer : pengurai
6.    Dan aliran energy

Sumber utama energi bagi kehidupan yaitu cahaya matahari. Energy cahaya matahari ini dapat diuabah oleh opganisme autotrof yang kemudian diubah oleh opganisme heterotrof dalam bentuk senyawa-senyawa organik dalam makanannya yang akan dikeluarkan dalam bentuk panas. Sedangkan diagram yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada suatu ekosistem disebut piramida ekologi. Piramida ini dibagi menjadi :
  1.  Piramida energy : menggambarkan hilangnya energy pada saat perpindahan energi 
  2.  Piramida biomassa : mengggambarkan berkurangnya transfer energy pada setiap trofik di dalam ekosistem 
  3. Piramida jumlah: menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem
Adapun laju produksi mahkluk hidup dalam ekosistem disebut produktifitas. Selain itu, menurut kelompok ini adanya petir itu tidak terjadi reaksi dengan nitrogen bebas atau senyawa lain akan tetapi terjadinya petir itu dibantu oleh reaksi dengan senyawa hydrogen. Hal ini dipaparkan karena adanya pertanyaan dari salah satu audiens pada saat diskusi berlangsung.

Kelompok 10 “ Ekosistem Darat”

            Menurut pernyataan kelompok ini mengenai ekosistem yaitu komunitas organik hewan, tumbuhan, dab organisme serta lingkunngannya. Komponen yang termasuk didalamnya yaitu komponen abiotik dab biotik. Untuk ekosistem darat ayng dibahas oleh kelompok ini antara lain :
1.    Hutan Hujan Tropis, yaitu hutan yang memiliki temperatur 25°c dengan perbedaan temperatur kecil di sepanjang tahunnya dan rata-rata kelembaban udaranya 80%. Pada hutan ini terdapat 3 zona yaitu ;
a.    Zona 1 ( hutan hujan yang terletak pada ketinggian 0-1000m dpl)
b.    Zona 2 (hutan hujan yang terletak pada ketinggian 1000.3.300dpl)
c.    Zona 3 (hutan hujan yang terletak pada ketinggian 3.300-4.100dpl)
2.    Hutan Musiman Tropis, hutan ini memiliki ciri tumbuhan yang ada membentuk formasi musiman dan pada saat musim kemarau tumbuhan yang ada menggugurkan daunnya, sedangkan pada musim penghujan daunnya lebat.
3.    Hutan Gugur Imperata, hutan yang ada hampir di semua bagian Eropa.
4.    Hutan Taiga, yaitu pegunungan yang terdapat di daerah tropic.
5.  Hutan Kaya Elfin, hutan yang terdapat pada ketinggian diatas 5.000m dpl (diatas permukaan laut)
6.  Hutan Boreal, hutan yang tumbuh di region dingin/sejuk dengan curah hujan 375-500mm/tahunnya.
7.    Hutan Tundra (daerah terbuka), merupakan penggambaran vegetasi tanpa adanya pohon-pohon dan yang Nampak adanya padang rumput yang terbentang luas.
8.    Hutan Savana, hamparan rumput yang luas sebagai tempat organisme berinteraksi.
9.    Hutan Alpin, hutan yang terletak pada daerah ± 5.000 dpl. Hutan ini terbagi dalam 3 sub hutan yaitu, Hutan Sub Alpin, Padang Rumput Alpin, dan Padang Sawah Alpin.
10. Padang Pasir dan Padang Rumput

Selain itu, juga dapat di informasikan bahwa daerah penntebaran “Zona Kering” yaitu di daerah Eurasia yaitu, terletak pada daerah Negara-negara timur tengah dan Negara-negara seperti halnya Pakistan, Afganistan dan Negara-negara yang suhu udaranya sangat panas. Pada Negara-negara tersebut, jikan terjadi hujan sangat lebat dan bisa mengakibatkan banjir karena vegetasinya kurang. Untuk Negara Yimur Tengah yang kemungkina jarang mengalami banjir yaitu bagian Negara yang memiliki Oase.

Perbedaan antara Hutan Hujan Tropis dan Hutan Konifer yaitu terletak pada faktor cahaya matahari yang menyinari. Pada Hutan Hujan Tropis keanekaragaman hayatinya sangat banyak, namun tidak semuanya hutan berkayu. Sedangkan Hutan Konifer merupakan penghasil kayu terbesar karena spesiesnya sangat seragam dan merupakan hutan berkayu.
          Inilah yang dapat disimpulkan dari 2 kelompok tersebut.  

Kelompok 11 “Ekosistem Akuatik”

            Mengenai Ekosistem Akuatik yang dibahas oleh kelompok ini diantaranya ; Hutan Pantai, Rawa, Mangrove. Ekosistem Air Tawar, laut dan Pantai dan sebagainya.
*      Hutan Pantai yaitu hutan yang menyebar di sekitar pantai dengan salah satu cirinya tidak dipengaruhi oleh iklim.
*      Rawa, yaitu ekosistem yang terdapat pada genangan air.
*     Mangrove, tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
*      Ekosistem Air Tawar, dimana ekosistem ini berada di daerah air tawar dan dipengaruhi oleh iklim, biasanya jenis spesies yang hidup yaitu cporozoa dan sejenisnya. Ekosistem ini ada 2 macam, yaitu : Ekosistem Air Lentik (airnya tidak berarus), contohnya : Danau Toba; dan Ekosistem Air Lotik (airnya berarus), contohnya : sungai.
*      Ekosistem Pantai, merupakan ekosistem yang tidak dipengaruhi oleh iklim dan suhu.

Berhubungan dengan ekkosistem pantai ini ada juga ekosistem Pantai Pelagis yakni laut yang memiliki biota-biota pada lapisan atas airnya. Untuk perbedaan ekosistem pantai dan air tawar ini terletak pada pengaruh iklim terhadap ekosistem ini. Pada ekosistem air tawar dipengaruhi oleh iklim karena umumnya hewan yang hidup pada ekosistem ini berdarah dingin sehingga  dapat dipengaruhi oleh iklim. Sedangkan untuk ekosistem pantai, kadar garam yang ada sangat tinggi sehingga dapat dipengaruhi oleh iklim.

Kelompok 12 “ Suksesi ”

Hasil diskusi dari kelompok ini (kelompok saya sendiri), yaitu sebagai berikut :
Mengenai pengertian suksesi sendiri merupakan hal yang komplek dari suatu proses perubahan ekosistem  tidak seimbang menuju tahap keadaan seimbang. Urutan terjadinya suksesi ini meliputi :
Lumut kerak——lumut kerak berdaun——–lumut ——— rumput-rumputan (herbaceus) ——— semak-semak (shrubs) ——- pohon-pohonan.

Dalam proses suksesi ini dapat terjadi dengan bantuan tangan manusia baik dalam tahap penyebab kerusakannya maupun dalam pengembalian suksesi tersebut.kecepatan suatu suksesi ini dapat dipengaruhi oleh Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu. Kehadiran pemencar benih. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan. Jenis substrat baru yang terbentuk, dan Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi. Penyebab kerusaka lahan hutan bisa secara alami (misalnya, letusan gunung berapi dansebagainya) atau dengan campur tangan manusia (misalnya, pembakaran hutan secara sengaja). Adapun penyebab terjadinya suksesi diantaranya, iklim, biografi dan topografi.
Tipe suksesi yaitu ; Hidrosere (tipe suksesi yang berkembang di daerah air tawar), Halosere (tipe suksesi di daerah tanah bergaram atau air asin), dan Xerosere (tipe sulsesi di daerah kering seperti halnya di gurun pasir).
Adapun tahapan untuk suksesi ini meliputi :
1.     Fase Permulaan
2.    Fase Awal / muda
3.    Fase Dewasa
4.    Fase Klimaks

Dalam proses suksesi ini manusia bisa mempercepat dalam pemulihan lahan yang rusak. Hal tersebut bisa dengan penyebaran benih atau penanaman benih tanpa mengurangi dari tahapan suksesi di atas karena dalam penanaman benih itu sudah ada peranan lumut kerak yang membantu kesuburan tanaman yang ditanam. Peranan lumut kerak dalam proses ini yaitu mereformasi struktur-struktur batuan sehingga dapat ditumbuhi organism lain.

Minggu, 25 Desember 2011

Refleksi Ke-4

Kelompok 7  “ Komunitas (Vegetasi)”

Berdasarkan hasil diskusi dengan  “ kelompok 7 “ tentang komunitas saya dapat memperoleh beberapa informasi sekilas tentang komunitas. Sebagaimana yang dipaparkan oleh kelompok ini bahwasannya komunitas merupakan kumpuilan berbagai individu yang terdpat di daerah tertentu dan saling mengadakan interaksi. Nah ,,,,, hal ini menunjukkan bahwa komunitas yang ada di bumi ini sangat beragam sekali karena adanya berbagai macam makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT.

Konsep Dasar Komunitas meliputi  :

Ø  Formasi Tumbuhan : unit vegetasi besar si suatu wilayah yang ditunjukkan                dengan beberapa  bentuk tumbuhan yang dominan
Ø  Asosiasi  : klimaks sub iklim  dalam formasi umum yang dipengaruhi oleh iklim
Ø  Ekotone : zona peralihan dua komunitas berbeda dan memiliki ciri yang khas, ciri khas ini contohnya , jika di suatu tempat Aterdapat komunitas Anggrek Merah dan di tempat B terdapat Komunitas Anggrek Hijau. Dari masing-masing komunitas ini memiliki ciri khas yang berbeda, inilah maksud dari ciri khas pada ekotone ini.


Adapun Tipe-Tipe Vegetasi 

*      Hutan Hujan Tropis
-          Zona hutan bawah
-          Zona hutan tengah   
-          Zona hutan atas 

        Hal ini semua berdasarkan ketinggian dari permukaan laut
*      Hutan Boreal (pada daerah yang terjaid 4 musim “ panas, gugur, semi dan dingin”)
*      Hutan Luruh Temperate (Hutan Gugur)
*      Padang Rumput
*      Tundra ( terdapat di bumi bagian Utara)
*      Zona Arid Kering dan Padang Pasir 




Penyebab Terjadinya Vegetasi 

      Iklim
     Tanah
     Tinggi Rendahnya Bumi

Dari apa yang telah dipaparkan dan didiskusikan tentang komunitas ini telah membuktikan bahwasannya anatar makhluk hidup di bumi ini saling berikatan satu sama lainnya dan tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya peran makhluk hidup lainnya. Selain itu, tinggi rendahnya permukaaan bumi juga mempengaruhi pada tipe vegetasi (komunitas), bukan hanya itu saja namun iklim dan musimpun juga mempengaruhi karena jenis organisme disuatu tempat yang satu dengan yang lain akan mengalami interkasi berbeda dengan organisem yang hidup di tempat dan dengan musim yang berbeda juga meskipun mereka sama-sama membentuk komunitas hidup. Contohnya, komunitas penguin di daerah kutub dan komunitas pinus di hutan hujan tropis, kedua komunitas ini memiliki tipe vegetasi yang berbeda. Inilah keunikan yang telah diciptakan oleh Allah SWT yang harus kita ketahui dan syukuri,,,

Maha Agung Allah atas segala yang telah diciptakannya di muka bumi ini……

Kelompok 8 “ Metode Analisis Vegetasi 

Hasil diskusi tentag “ Metode Analisis Vegetasi” ini diketahui bahwasannya metode yang dapat dilakukan dalam mengalisis vegetasi itu sangat banyak macamnya. Diantaranya, metode destruktif, metode non destruktif, metode floristik dan metide non floristi.

Berdasarkan pemaparan kelompok ini dalam setiap metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kekurangannya yaitu kesulitan dalam pengolahan rumus yang ada karena terlalu banyak da berbeda, sedangkan kelebihannya yaitu dapat mengetahui spesies di daerah yang diamati itu.

Menurut kelompok ini dari berbagai metode yang ada metode yang paling gampang yaitu metode titik. Mereka memiliki alasan bahwa metode titik ini sangat simple dan prosedurnya singkat serta alat yang digunakan dan bahannyapun mudah didapatkan, gampang dalam penggunaanya. Dalam metode ini hanya membuat titik, misalnya 10 titik dan pada setiap titik itu dilintasi tali. Dari titik yang dibuat itu sudah bisa mengamati spesies yang dilintasi tali. Hal ini didukung dengan literature yang saya baca mengenai pendapat Kusman 1997, metode yang paling mudah dilaksanakan dan lebih efesien adalah metode kuadran karena metode ini tanpa menggukan sampling petak contoh serta tidka memerlukan waktu lama dalam pelaksanaannya.

Metode garis merupakan cabang pembagian dari metode non floristik, dimana metode non floristi terdiri dari : metode kuadrat, metode garis, metode titik dan metode kuater.
Dari bermacam metode yang ada ini digunakan untuk mengetahui variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi dari suatu spesies yang ada di suatu komunitas baik itu di hutan, rawa, semak belukar dan sebagainya.

Hal ini yang dapat saya rekam dari kedua diskusi kelompok ini dan juga beberapa pendapat saya yang saya tambahkan dalam uraian ini…..

Jumat, 16 Desember 2011

Refleksi Ke-3

Kelompok 5 “ Lingkungan Abiotik dan Biotik”
Dari hasil presentasi dan diskusi yang dilakukan oleh kelompok ini dapat diketahui bahwa tanah merupakan lahan yang bisa digunakan sebagai media tanam tempat berkembangnya perakaran dan penyuplai air. 
Tanah terdiri dari unsure pokok yaitu,:
Ø    padatan,
Ø     cairan, dan
Ø   gas
Tekstur  tanah
*      Pasir :  diameter 2,00- 0,20 mm,
*      Debu : diameter 0,20 – 0,002 mm,
*      Tanah : diameter < 0,002 mm, dan
*       kerikil (grave) : diameter > 2 mm.
Selain hal itu, tanah juga memiliki berbagai kumpulan lapisan tanah (Profil Tanah), yaitu :


Dengan adanya lapisan-lapisan tanah ini mempengaruhi terhadap kesuburan tanah, karena semakin dalam lapisan tanah maka semakin sedikit adanya mikroorganisme yang terkandung dalam tanah. Mikroorganisme juga memiliki hubungan dengan tanah yakni dalam menyuburkan tanah dan membantu dalam pertumbuhan tanaman yang di tanam di tanah tersebut. Menurut hasil diskusi pada presentasi ini, semakin dalam lapisan tanah maka semakin sedikit mikroorganisme yang ada pada tanah sehingga tanaman yang ditanam terlalu dalam akan menglami penghambatan dalam pertumbuhannya karena tidak adanya mikroorganisme yang membantu dalam menguraikan zat-zat hara tanah. Hal ini mengakibatkan tingkat kesuburan tanah juga menurun. Jadi, disarankan dalam menanam tanaman agar tidak terlalu dalam agar menghasilkan tanaman yang baik.
Dalam lingkungan biotik (lingkungan hidup) terjadi interaksi diantaranya : manusia dengan tumbuhan, tumbuhan dan hewan dalam komunitas, dan tumbuhan dalam komunitas. Salah satu contoh yang disebutka dalam diskusi ini yaitu interaksi tumbuhan dalam komunitas yaitu misalnya “ Tumbuhan Alang-Alang”. Disekitar alang-alang biasanya tidak ditumbuhi oleh tumbuhan lain karena terhalang oleh adanya zat alelopati yang dimiliki oleh alang-alang sehingga tumbuhan lain tidak dapat tumbuh disekitarnya.

Kelompok  6 “Populasi”
Hal yang dapat saya peroleh dari kelompok ini  meliputi beberapa hal sebagai beriktu :
  •   Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu, contonhya : populasi ikan misalnya di suatu rawa seperti tampilan video yang ditampilkan kelompok ini.
  •   Karakteristik populasi  meliputi ; kepadatan populasi, natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), distribusi  terbagi dalm 3 aspek (distribusi umur, distribusi populasi, dan distribusi spasial).
               Menurut kelompok ini dinyatakan bahwa semakin meningkatnya laju kelahiran maka semakin meningkat pula laju kemtian karena terjadinya persaingan antara spesienya dalam hal mempertahankan hidupnya.  Saya sependapat dalam hal ini, jika di contohkan dalam suatu po[ulasi ikan di kolam saja apabila kelahiran ikan itu banyak maka bukan tidak mungkin lagi antara ikan yang satu dengan yang lainnya akan mengalami persaingan dalam mendapatkan makan misalnya. Jika ikan itu bisa cepat mendapatkan makanan maka ia akan mampu bertahan hidup, namun jika sebaliknya maka ia akan tersingkirakan (mati). Hal ini tidak hanya terjadi pada ikan tapi, kalau kita bisa mencermati kehidupan manusia saja  telah terjadi persaingan ketat dalam mendapatkan kebutuhan dalam hidupnya karena banyaknya populasi manusia. Hal ini terlihat dengan adanya kasus-kasus penyakit yang menimpa manusia seperti halnya busung lapar dan sebagainya, ini merupakan suatu pertanda bahwa terjadinya persaingan antar manusia. Hubungannya dengan materi ini yaitu jika hal ini dibiyarkan maka akan berdampak kematian bagi pendertitanya. 
  • Penyebaran populasi dapat terjadi karena adanya penyebaran endemik (gejala yang dialami suatu organisme dalam suatu tempat ) dan kompolit. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap penyebaran ini yaitu ; suhu, curah hujan, dan jenis tanah serta topografi.
  • Pertumbuhan eksponensial suatu populasi dapat terjadi jika pada tempat tersebut tidak ada persaingan dan  tidak adanya faktor pembatas yang dapat menghambat pertumbuhannya.

Inilah hasil diskusi dari kelompok ini yang dapat saya ringkas ……. Dari kedua kelompok ini.

Selasa, 06 Desember 2011

Refleksi Ke-2

Kelompok -3
Cahaya dan Suhu
Berdasrkan hasil yang dipresenasikan kelompok ini diketahui adnya 3 aspek penting yang erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu: Kualitas cahaya, Intensitas cahaya, dan Lama penyinaran. Sedangkan peranan cahaya bagi tumbuhan meliputi :  
*    Fotoperodisme digunakan untuk fenomena dimana fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinara.
*    Fotoenergetic adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh banyaknya energy yang diserap dari sinar matahari oleh bagian tanaman.
*    Fotodestruktif merupakan tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkan fotosintesis.
*    Fotomorgenesis yaitu efek lain dari cahaya diluar fotosintetis yang mengendalikan wujud tanaman.
*    Fototropism merupakan penyinaran sepihak merangsang penyebaran berbeda IAA dalam batang.
Selain itu juga dijelaskan tentang Strategi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Cahaya ( Pigmentasi, Anatomi, dan Morfologi), dimana hal ini dilakukan agr cahaya mampu agar cahaya mampu mengendalikan perkembangan pertumbuhan. Oleh sebab itu, tumbuhan harus mampu menyerap cahaya yang didapatkannya. Ada empat penerima cahaya dalam tumbuhan  diantaranya Fitokrom, Kriptokrom, Penerima cahaya UV-B, dan Protoklorofilida a. Tumbuhan juga memilki kemampuan untuk beradaptasi secara anatomi  dan fisiologis yang berfungsi untuk perkembangan hidupnya. Sebagaimana yang ditanyakan oleh salah satu audiens tentang tumbuhan yang menggugurkan daunnya.
Pertanyaan : Apakah tumbuhan yang telah menggurkan semua daunnya itu masih mampu untuk mengalami                   fase perkambangan ?
Jawaban kelompok : Tumbuhan yang telah menggugurkan daunnya itu tidak dapat melakukan tahap                                          perkembanagn karena dalam tahap tersebuut harus melakukan proses fotosintesis                                        untuk meghasilkan makanan yang akan digunakan untuk melakukan fase perkembangan. 

Dari pernyataan ini menandakan bahwasannya tumbuhan mampu melakukan adaptasi secara fisiologis, seperti halnya teori yang dijelaskan dan diskusi tentang hal ini. Menurut saya, contoh realita dari pernyataa ini  seperti halnya yang dilakukan pohon jati pada saat musim kemarau (menggugurkan daunnya) untuk mengurangi penguapan pohon tersebut. Adaptasi tumbuhan juga dilakukan untuk cahaya morfologi yang dilakukan oleh tumbuhan Xerofil (tumbuhan kurang akan air), tumbuhan hidrofil (tumbuhan yang kaya akan air), tumbuhan higrofit (tmbuhan lembab), dan tumbuhan darat. 
            Suhu ternyata memiliki pengaruh terhadap karakteristik muka bumi ini yakni terhadap komposisi dan warna tanah, kegemburan dan kadar air tanah, kemiringan lereng dan garis lintang serta iklim mikro perkotaan. Selain itu suhu jug adibutuhkan oleh tumbuhan organisme poikilotermik dan steinotermik dalam pertumbuhan, produktivitas, thermopendisme (tanggapan makhluk hidup terhadap perubahan berkala suhhu lingkungan.

Kelompok -4

Lingkungan Biotik dan Abiotik

Hasil presentasi da diskusi dapat diketahui bahwa atmosfer itu merupakan gas yang melingkupi lapisan planet misalnya bumi. Dalam atmosfer itu terdapat beberpa macam gas seperti halnya Troposfer, Statosfer, Mesosfer, Termosfer, Ionosfer, dan  Eksofer. Kelompok ini  menjelaskan tentang efek rumah kaca terjadi karena CO2 dan gas lainnya yang ada di atmosfer bumi mengalami peningkatan konsentrasi yang diakibatkan oleh pembakaran bahan-bahan organic, bahan bakar minyak, dan lainnya yang mengandung karbon melampaui batas sehingga tumbuhan tidak mampu mennyerap CO2 tersebut. Dari pernyataan ini terdapat sebuah pertanyaan dari audiens yaitu :

Pertnyaaan : Bagaimana  pengaruh efek rumah kaca terhadap lapisan atmosfer bumi ?
Jawaban     : Efek rumah kaca akan mengakibatkan lapisan atmosfer bumi menjadi menipis                             seperti yang diketaui bahwa efek rumah kaca terjadi karena CO2 dan gas lainnya yang ada di atmosfer bumi mengalami peningkatan konsentrasi yang diakibatkan oleh pembakaran bahan-bahan organic, bahan bakar minyak, dan lainnya yang  mengandung karbon melampaui batas sehingga tumbuhan tidak mampu mennyerap CO2 tersebut. Akibatnya terjadi suhu ayng panas di bumi dimana ini terjadi karena  atmosfernya telah menipis.

Untuk pembahsan tentang angin, ternyata angin bisa membantu dalam penyerbukan dan penyebaran tumbuhan. Beberapa factor tejadinya angin yaitu : waktu (siang hari angin lebih kencang dari pada malam hari), gradient, letak suatu tempat, dan tingginya tempat. Namun, angin dapat digunakan dalam mengangkut udara dingin atau hangat, menggerakan awan dan kabut, mencampurkan udara sehingga perubahan suhu tidak terlalu mencolok, dan mempengaruhi tumbuhan secara langsung ataupun tidak langsung. Sedangkan air merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Macam-macam air itu meliputi air tanah dan air permukaan. Sedangkan sumber air salah satunya yaitu air hujan (hujan siklonal, hujan zenital, hujan muson/musim, hujan orografis, dan hujan frontal). Salah satu sifat dari air itu mampu menyimpan panas dengan baik yang dicontokan oleh salah satu dari pemateri seperti halnya dalam memasak air yang proses pemanasannnya berlangsung lama dan hasil panas yang diperoleh juga tahan lama.
            Menurut saya dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Biotik adalah lingkungan makhluk yang hidup, seperti tumbuhan, sedangkan Lingkungan Abiotik yaitu lingkungan tak hidup seperti air, suhu, atmosfer, tanah, dan air.
           
             


Selasa, 29 November 2011

Refleksi Ke -1

Hasil Diskusi Presentasi Kelompok 1dan 2
Dari presentasi makalah kelompok 1 dengan judul “ Pengertian Dasar dalam Ekologi
Tumbuhan”

Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh autekologi misalnya mempelaari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan
Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam
satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, dan lain sebagainya.
Dari presentasi itu terdapat beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1.  Bagaimana bentuk interaksi dari Sinekologi dan Autekologi dengan lingkungan ?
2.  Apakah Penanaman polybag termasuk langkah efektif untuk menanggukangi kerusakan lingkungan ?

Jawaban dari kelompok 1 yaitu ;
1.      interaksi yang dimaksud yaitu :
 Interaksi antara tanaman dan lingkungannya
 Interaksi antara  tanaman dengan hewan : burung menyebarkan biji
 Interaksi antar tanaman : beanalu sebagai parasit . Seperti tanaman yang menggugurkan daun   secara otomatis tanah akan menjaidi gembur, karena  tanaman memiliki unsure hara hara yang  ada dalam tanaman sehingga mampu menggempurkan tanah.
2.      Polybag alternative bukan solusi yang bagus sekali tapi, sementara untuk menanggulangi. Polybag untuk mengurangi penyerapan karbondioksidanya, tapi tidak untuk penyerapan airnya.

Dengan jawaban yang diutarakan diatas mengenai interaksi yang disebutkan hanya mencakup interaksi dalam sinekologi saja, sedangkan untuk autekologinya belum dijelaskan. Jadi, menurut saya untuk interaksi yang autekologi itu seperti halnya bentuk interaksi seekor burung dengan tumbuhan benalu. Dalam hal ini, burung menebarkan biji benalu pada tanaman lainnya. Untuk penggunaan polybag saya sangat setuju karena kerusakan lingkungan saat ini sangat parah, jika langkah penanggulangan tidak dilaksanakan maka akan beradampak buruk bagi bumi ini. 
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air, udara dan lain - lain.

Dari presentasi makalah kelompok 2 dengan judul “Tumbuhan dalam Lingkungan” 
Dari presentai kelompok 2 diketahui bahwa :
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Adaptasi  merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup dengan keadaan lingkungan sekitarnya.
Indikator meliputi aspek
1. Indikator tumbuhan untuk pertanian
2. Indikator tumbuhan untuk overgrazing
3. Indikator tumbuhan untuk hutan
4. Indikator tumbuhan untuk humus
5. Indikator tumbuhan untuk kelembaban
6. Indikator tumbuhan untuk tipe tanah
7. Indikator tumbuhan untuk reaksi tanah
8. Indikator tumbuhan untuk mineral
9. Indikator tumbuhan untuk logam berat
10. Indikator tumbuhan untuk habitat saline                                                     

Selain itu, ada beberapa pertanyaan untuk kelompok ini, yaitu :
1. Dari indikator yang dijelaskan, apa manfaat bagi lingkungan ?
2. Apa saja logam berat yang terkandung dalam indikator tumbuhan untuk logam berat ?
3. Mengapa faktor pembatas itu penting bagi lingkungan ?
4. Stres abiotik itu apa ?


     Jawaban dari kelompok : 
     1.Menginformasikan kepada masyarakat tentang ekosistem Indicator tumbuhan untuk hutan tumbuhan menunjukkan tipe hutan yang karakteristik dan dapat tumbuh pada suatu areal yang tidak terganggu. Pada umumnya di sini tumbuhan yang ada menunjukkan bahwa sifat pertumbuhannya sesuai dengan kondisi hutan sehingga bila di situ dijadikan hutan kemungkinannya akan berhasil.
     2.Logam berat Z,N, yang bersifat toksin pada tumbuhan 
     3.Untuk membatasi perkembangan dan pertumbuhan karena untuk mengetahui eksistensi dari keberhasilah oraganisme yang bergantung dengan keadaan yang sangat rumit
    4 .Stress itu kondisi lingkingan yang dapat mengganggu lingkungan

Dari beberapa pertanyaan dan jawaban yang disebutkan itu, ada beberapa jawaban yang kurang begitu jelas karena kurang sesuai dengan apa yang dipertanyakan. Seharusnya kelompok ini lebih menekankan contoh riel yang ada dalam lingkungan sehinnga mudah di pahami. Misalnya, untuk jawaban yang nomor 4, seharusnya disebutkan contoh dari kondisi yang dimaksud itu. menurut saya contoh yang pas untuk strees lingkungan itu seperti halnya tumpukan sampah yang menumpuk akan menyebabkan lingkungan kotor dan bisa menyebabkan banjir jika hujan turun.  

Sabtu, 26 November 2011

TUMBUHAN BENALU


Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalm pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung getah.Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh di dahan itu.
Hidupnya memang selalu bergantung kepada tanaman lainnya  yang berfungsi sebagai induk semang.  Tanaman ini tumbuh dengan cara menginvasikan akarnya ke dalam batang tanaman induk, mengisap air dan mineralnya untuk kepentingan pertumbuhannya sendiri sehingga sangat merugikan. Tidak berhenti hingga di sana, jika benalu ini berhasil tumbuh besar, bukan saja ia membuat tumbuhan induk semakin kurus, namun daun benalu tumbuh semakin subur, besar dan rindang juga sekaligus menghalangi daun tanaman induk yang kecil dan kurus untuk mendapatkan sinar matahari.



Klasifikasi ilmiah Benalu :
Kerajaan : Plantae
Divisi      :  Magnoliophyta
Kelas      :  Magnoliopsida
Ordo      :  Santalales
Famili     :   Loranthaceae
Genus     : Loranthus
Benalu atau kemladeyan lebih dikenal oleh masyarakat sebagai tumbuhan perusak tanaman perkebunan. Tanaman yang hidup pada tumbuhan berkayu ini dapat mematikan inang yang ditumpanginya. Sebagai tumbuhan parasit, benalu hidup dengan mengambil nutrisi dasar yang dimiliki oleh inang untuk selanjutnya diolah menjadi makanan dan energi guna kepentingan tumbuh benalu tersebut. Karena benalu mengambil nutrisi dasar dari inang, maka sebagian kandungan senyawa yang terdapat di dalam benalu menyerupai inang tersebut. Namun disamping itu benalu juga memiliki manfaat untuk mengobati beberapa penyakit, diantaranya sebagai berikut :
(1)Tumor dan Kanker. Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1 batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya. Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas.
(2) Amandel. Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis, adas palawaras secukupnya. Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas.
(3) Campak. Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya. Cara Membua: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus. Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak bagi yang kena campak.


Pages

Powered By Blogger

About

Recent comments

© Copyright 2011 Biologi Be Excellent Template design by sarju
Diberdayakan oleh Blogger.